Mana ada negeri
sesubur negeriku? Mana ada negeri sesubur negeriku? Sawahnya tidak hanya
menumbuhkan Padi, Tebu, dan Jagung, tapi juga pabrik, tempat rekreasi, dan
gedung. Prabot’’ orang kaya didunia, dan burung’’ indah piaraan merka berasal
dari hutanku. Ikan’’ pilihan yang mereka santabbermula dari negeriku. Emas,
perak dan perhiasan yang mereka kenakan berasal dari tambangku. Air bersih yang
mereka minum berasal dari keringatku.
Mana ada negeri sekaya
negeriku? Majikan’’ bangsaku memiliki buruh’’ mancanegara. Brangkas’’ bank
dimana-mana, menyimpan harta’’ku. Negeriku menciptakan konglomerat, dan
mengikis hebat kaum melarat. Rata’’ pemimpin negeriku dan handai
tolannyaterjaya didunia.
Mana ada negeri
semakmur negeriku? Para pengangguran diberi perumahan, gaji dan pensiunan
setiap bulan. Rakyat’’ kecil menyumbang Negara tanpa imbalan. Rampok’’
diberikan rekomendasi, dengan kop sakti instansi. Maling’’ diberi konsensi.
Tikus dan kucing dengan asyik berkorupsi.
Aku sangat hafal
nyanyian itu. Aku masih sangat hafal nyanyian itu. Nyanyian kesayangan dan
hafalan kita bersama, sejak kita disekolahkan. Kita berebut menyanyikannya
ketika kanak’’ disuruh menyanyi didepan
kelas satu-persatu. Aku masih ingat, betapa kita gembira saat guru kita
mengajak menyanyikan lagu itu bersama-sama.
Sudah lama sekali,
pergaulan tidak seakrab dulu. Masing’’ sudah terseret kepentingan sendiri, atau
terseret kepentingan dunia, dank au kini entah dimana.
Tapi, aku masih sangat
hafal nyanyian itu kawanku. Hari ini ingin sekali aku menyanyikannya kembali
bersama.
Indonesia tanah air
Beta… pusaka abadinan jaya…
Indonesia sejak dulu kala… slalu dipuja-puja bangsa…
Disana tempat lahir Beta… dibuai dibesarkan bunda…
tempat berlindung dihari tua… sampai akhir menutub mata…
Indonesia sejak dulu kala… slalu dipuja-puja bangsa…
Disana tempat lahir Beta… dibuai dibesarkan bunda…
tempat berlindung dihari tua… sampai akhir menutub mata…
Aku merindukan rasa
haru dan iba, ditengah kobaran kebencian dan dendam. Serta maraknya rasa tega,
hingga kini ada saja yang merubah lirik lagu kesayangan kita itu. Hingga kini
ada saja yang mengubah lirik lagu kesayangan kita itu, dan menyanyikan dengan
nada sendu.
Indonesia air mata
kita… bahagia menjadi nestapa
Indonesia kini tiba-tiba... selalu dihina-hina bangsa
disana banyak orang lupa… dibuai kepentingan dunia
tempat bertarung berebut kuasa… sampai entah kapan akhirnya
Indonesia kini tiba-tiba... selalu dihina-hina bangsa
disana banyak orang lupa… dibuai kepentingan dunia
tempat bertarung berebut kuasa… sampai entah kapan akhirnya
Kawan, dimanakah kini
kau? Mungkinkah kita isa menyanyi bersama lagi lagu kebangsaan kita itu dengan
akrab seperti dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar