MENERAPKAN
HUKUM BACAAN NUN MATI ATAU TANWIN DAN MIM MATI
Makalah
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Materi PAI SMP

Dosen Pengampuh:
Dr.H. Moch. Tolchah, M.Ag.
Oleh:
Bagus
Waskito Utomo (D01212006)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SURABAYA
2013
BAB 1
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Hukum nun mati
dan tanwin
Nun mati dan tanwin ketika bertemu huruf hijaa-iyyah
maka mempunyai 4 hukum yaitu :
إظهار
( izhhaar ) إدغام
( idghoom ) إقلا ب
( iqlaab ) إخفاء
( ikhfaa )
Pengertian izhaar menurut lughoh ( bahasa
) adalah : البيان (
albayaanu ) artinya : jelas.
Sedangkan
pengertian izhaar menurut istilah adalah :
إخراج كل حرف
من مخرجه من غيرغنة ( ikhrooju kulli harfin
min makhrojihi min ghoiri gunnatin ) artinya : mengeluarkan setiap huruf dari
makhrojnya dengan tidak memakai ghunnah.
Huruf izhaar jumlahnya ada 6
yaitu : ء ه ع ح غ خ
Huruf huruf yang 6 ini disebut huruf halq/tenggorokan[2]
Oleh karenanya
hukum izhhaar disini disebut : إظهارحلقي
( izhhaar halqy. )
izhhaar
artinya : nun mati dan tanwin harus di baca jelas dan jangan ada
hunnah/dengung
ketika berhadapan dengan huruf yang 6 tadi.
Sedangkan halqy artinya : huruf huruf yang 6 tadi keluarnya dari
tenggorokan. Contoh seperti lafazh :
من أمن
dibaca : man- aamana
إن هو dibaca
: in- huwa
من علم dibaca
: min- 'ilmin
من حسنة dibaca :
min- hasanatin
من غل dibaca
: min- ghillin
من خير dibaca
: min- khoirin dll.
Pengertian idghoom menurut lughoh (
bahasa ) adalah : إدخال الشيء فى الشيء
(
idkhoolusysyay-i fisysyay-i ) artinya : memasukan sesuatu di dalam sesuatu.
Sedangkan
pengertian idghoom menurut ishtilah adalah :
إلتقاء حرف
ساكن بحرف متحرك بحيث يصيران حرفا واحدا مشددا يرتفع اللسان عنده ارتفاعة واحدة
( iltiqoo-u harfin saakinin biharfin mutaharrikin bihaitsu yashirooni harfan
waahidan musyaddadan yartafi'u llisaanu 'indahurtifaa'atan waahidatan ) artinya
: bertemunya huruf yang mati dengan huruf yang berharkat, sehingga dua huruf
tersebut menjadi satu huruf yang bertasydid, selanjutnya lidah mengucapkan dua
huruf tersebut dengan satu kali ucapan.
Huruf idghoom jumlahnya ada 6 yang
terkumpul pada lafazh :
يرملون
( yarmaluuna) yaitu : ي ر م ل و ن
( ya, ro, mim, lam, wau, nun )
Idghoom
dalam hukum nun mati dan tanwin terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
إدغام بغنة ( idghoom bighunnah ) dan إدغام بلا غنة
( idghoom bilaa ghunnah )
- إدغام بغنة ( idghoom bighunnah )
artinya
idghoom yang harus memakai ghunnah/dengung.
Yang mana dengung
ini keluar dari lobang hidung.
Lebih jelasnya
yang di maksud dengan idghoom bighunnah itu adalah : memasukan huruf nun mati
atau tanwin kepada huruf idghom bighunnah sehingga yang terdengar bukanlah
suara nun mati atau tanwin, melainkan suara huruf idghoom bighunnah nya yang
terdengar, dan ketika memasukan nun mati atau tanwin nya
maka
diharuskan memakai ghunnah/dengung dari lobang hidung.
Adapun huruf
idghoom bighunnah jumlahnya ada 4 yang
terkumpul pada lafazh : ينمو yaitu : ي ن م و(
ya, nun, mim, wau ) contoh seperti
lafazh :
من يعمل
dibaca : mayya'mal tidak dibaca : man-
ya'mal
من نعمة dibaca : minni'matin tidak dibaca : min-
ni'matin
ومن معه
dibaca : wamamma'ahu tidak dibaca : waman- ma'ahu
من ولي dibaca : miwwaliyyin tidak dibaca : min-
waliyyin dll.
Tapi disyaratkan
pada nun mati ketika menghadapi huruf idghoom bighunnah harus dalam keadaan
terpisah kalimah,artinya nun mati pada satu kalimah, sedangkan huruf idghoom
nya harus berada pada kalimah yang lain. Andaikata nun mati bertemu dengan
huruf idghoom yang berada pada satu kalimah maka nun mati nya tidak boleh di
baca idghoom tapi harus di baca izhaar.
Seperti contoh pada lafazh :
دنيا ( dun-ya ) بنيان
( bun-yanun ) صنوان
( shin-waanun )
pada lafazh
lafazh seperi ini, walaupun nun mati bertemu dengan huruf idghoom, dikarenakan
bertemu dalam satu kalimah, maka nun mati nya tidak boleh di baca idghoom, tapi
harus dibaca izhhaar. Dalam nazhom di katakan : إلا إذا كان
بكلمة فلا :: تدغم كدنيا ثم صنوان تلا ( illaa idzaa kaana bikilmatin falaa ::
tudghim kadun-ya tsumma shinwaanin talaa )
“kecuali
apabila ada nun mati dan huruf idghoom nya pada satu kalimah :: maka jangan
dibaca idghoom seperti lafazh dun-ya dan
shinwanin”.
- إدغام بلا غنة (idghoom bilaa ghunnah )
Artinya idghoom dengan tanpa ghunnah/dengung.
Hanya cukup dengan memasukan huruf nun mati atau tanwin nya saja kepada huruf
idghoom bilaa ghunnah. Tanpa harus memakai dengung dari lobang hidung. Adapun
huruf idghoom bilaa ghunnah ada 2 huruf yaitu : ل dan ر (lam dan ro )
contoh seperti lafazh :
من ربهم dibaca : mirrobbihim tidak tibaca : min- robbihim
يبين لنا dibaca
: yubayyillanaa tidak dibaca
: yubayyin-lanaa dll.
Pengertian iqlaab menurut lughoh (
bahasa ) adalah : تحويل الشيء عن وجهه
(tahwiilusysyay-i 'an wajhihi ) artinya : memindahkan sesuatu dari
perjalanannya (menukar atau mengganti). Sedangkan pengertian iqlaab menurut
ishtilah adalah :
جعل حرف مكان
حرف اخر مع مراعاة الغنة ( ja'lu harfin makaana harfin aakhoro ma'a muroo-atil gunnati )
artinya : menjadikan suatu huruf pada tempat huruf yang lain serta tetap
menjaga ghunnah. Huruf iqlaab hanya ada 1 yaitu : ب
( ba ).
Lebih jelasnya yang di maksud dengan
iqlaab pada hukum nun mati dan tanwin adalah : ketika nun mati dan tanwin
bertemu dengan huruf ب
( ba ) maka keduanya di tukar kepada م
( mim ) tetapi hanya dalam bentuk suara bukan dalam bentuk tulisan. Seperti
contoh lafazh :
ينبغي di baca
: yam-baghii tidak di baca
: yan-baghii
من بعد di baca : mim-ba'di tidak di baca : min-ba'di
dll.
Pengertian ikhfaa menurut lughoh (
bahasa ) adalah : الستر ( assatru ) artinya : tertutup. Sedangkan
pengertian ikhfaa menurut ishtilah adalah :
عبارة عن النطق
بحرف بصفة بين الاظهار والإدغام عارمن التشديد مع بقاءالغنة فى الحرف الأول
( 'ibaarotun 'aninnuthqi biharfin
bishifatin baynal-izhhaari
wal-idghoomi 'aarin minattasydiidi ma'a
baqoo-il ghunnati fil-harfil-awwali
) artinya : suatu ibarat dari mengucapkan huruf dengan sifat antara izhhaar dan
idghoom, yang sepi dari tasydid (tidak bertasydid ) serta tetap menjaga ghunnah
pada huruf yang awwal. Yang dimaksud dengan huruf yang awwal adalah : huruf
yang di ikhfakan yaitu : nun mati dan tanwin.[6]
Adapun huruf ikhfaa jumlahnya ada 15
yang terkumpul pada awal kalimah bait : صف ذا ثنا كم
جاد شخص قد سما :: دم طيبا زد في تقى ضع
ظالما
( shif dzaa
tsanaa kam zaada
syakhsyun qod samaa :: dum
thoyyiban zid fii
tuqoo dho' zhoolimaa). Yaitu : ص ذ ث ك ج ش ق
س د ط ز ف ت ض ظ (
shod, dzal, tsa, khaf, jim, syin, qof, sin, dal, tho, zay, fa, ta, dhod, zho )
huruf ikhfa
yang 15 ini di bagi menjadi 3 bagian yaitu :
- إخفاء أقرب ( ikhfa-aqrob ) yaitu ketika nun mati dan tanwin bertemu dengan 3 huruf yaitu : ت ط د ( ta, tho, dal ) aqrob artinya : paling dekat, dinamakan ikhfa aqrob karena nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf yang jarak makhrojnya paling dekat dengan makhroj nun. Yaitu : ت ط د
- إخفاء أوسط ( ikhfaa-ausath ) yaitu ketika nun mati dan tanwin bertemu dengan 10 huruf yaitu : ث ج ذ ز س ش ص ض ظ ف ( tsa, jim, dzal, zai, sin, syin, shod, dhod, zho, fa ) ausath artinya : pertengahan, dinamakan ikhfa ausath karena nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf yang jarak makhrojnya pertengahan/ tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dengan makhroj nun. Yaitu huruf huruf yang 10 tadi : ث ج ذ ز س ش ص ض ظ ف
- إخفاء أبعد ( ikhfa-ab'ad ) yaitu ketika nun mati dan tanwin bertemu dengan 2 huruf yaitu : ق ك ( qof, kaf ) ab'ad artinya : paling jauh, dinamakan ikhfa ab'ad karena nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf yang jarak makhrojnya paling jauh dari makhroj nun yaitu huruf ق dan ك
jelasnya yang
dimaksud dengan hukum ikhfa pada nun
mati dan tanwin yaitu : apabila nun mati dan tanwin bertemu dengan huruf ikhfa
yang 15, baik ikhfa aqrob, ausath atau ab'ad
maka suara nun mati atau tanwin nya di baca samar (antara izhhaar dan
idghoom ) dan tetap menjaga ghunnah. Contoh seperti lafazh :
من قبلك dibaca :
ming-qoblika tidak dibaca :
min-qoblika
من لدنك dibaca
: milladungka tidak dibaca : milladun-ka
dll.
B.
Mim Mati
Mim mati
(sakinah) adalah huruf mim ( م ) yang tidak berharokat. Hukum mim sakinah adalah cara
membaca mim ketika bertemu dengan huruf hijaiyah yang lainnya baik ketika
washl maupun waqof.
Mim
mati dapat bertemu dengan huruf hijaiyyah setelahnya kecuali tiga huruf madd
yaitu : alif, waw dan ya [ و-
ا- ي ]. Mim sakinah tidak dapat jatuh sebelum
huruf madd karena akan terjadi pertemuan dua huruf mati dan hal ini
mustahil terjadi dalam bahasa arab karena tidak dapat dibaca dan diucapkan.
Hukum mim mati ketika
bertemu dengan huruf hijaiyah ada tiga, yaitu :
- Ikhfa Syafawi (إخفاء سفوى), yaitu apabila mim mati bertemu dengan huruf ba [ب ]. Cara membaca/pengucapan mim Nampak samar disertai ghunnah.
Contoh
: تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ
سِجِّيلٍ
- Idghom Mitslain (اِدْغَامُ الْمِثْلَيْنِ ) atau biasa disebut juga idghom mimi (إدغام ميمى ), yaitu apabila mim mati bertemu dengan huruf mim. Cara pengucapannya harus disertai dengan ghunnah.[7]
Contoh
: إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ
- Idzhar Syafawi (إظهار سفوى ), yaitu apabila mim mati bertemu dengan huruf hijaiyah selain hurf mim dan ba. Cara pengucapannya, mim disuarakan dengan terang dan jelas dibibir serta mulut tertutub.[8] Terutama ketika bertemu dengan huruf fa’ dan waw, sedikitpun mim tidak boleh terpengaruh oleh makhroj huruf fa’ dan waw walaupun tempat makhrojnya berdekatan.
Contoh
:أَلَمْ تَرَ كَيْفَ – [9]أَنْعَمْتَ
عَلَيْهِمْ – أَلَمْ نَشْرَحْ – هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ – مَتَّعْتَهُمْ
وَآبَاءَهُمْ[10]
رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
DAFTAR
PUSTAKA
Al Jauhari, Srawi, Pendidikan
Agama Islam, Surabaya: CU. DALIA Surabaya, 2008.
Asy’ari
Abdullah, Pelajaran Tajwid, Surabaya : APOLLO, 1990.
Birri
M. Maftuh.Basthul, Fathul Manan,Surabaya: Al-Ihsan, 1979.
Departemen Agama,
Al Qur’an dan terjemahnya, Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci, 1996.
Soleh,
M. Qomaria, Ilmu tajwid, Jombang : PP. Nurul Qur’an, 1992.
Zarkasyi,
Imam, Pelajaran Tajwid , Ponorogo: Tri Murti, 1955.
[9] RI Departemen Agama, Al Qur’an dan terjemahnya (Jakarta
: Proyek Pengadaan Kitab Suci, 1996), 483.
kerenn min
BalasHapus